Tampilkan postingan dengan label Biologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Biologi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 26 Desember 2017

Literature Review : Pengaruh Terapi Palliative Care pada Pasien Kanker

Lydia Yuniarsih
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura
lydiayuniarsih21@gmail.com
Abstrak
Kanker merupakan pertumbuhan sel abnormal yang cepat, tidak terkendali, infiltrasi, metastase, dan bersifat mematikan. Hingga kini, kanker masih penyebab utama mortalitas secara global. Berdasarkan analisa 5 literatur dan 2 tambahan referensi di dapatkan pengaruhi terapi palliative care pada pasien kanker. Masalah pada pasien kanker bersifat kompleks, meliputi fisik, psikososial, dan spiritual, terutama pada kanker stadium lanjut atau pasien terminal. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang tidak hanya bersifat kuratif, namun bersifat holistik, di antaranya melalui palliative care. Palliative care bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup klien dan keluarga, mengurangi nyeri dan persiapan kematian bagi klien yang dilakukan oleh tim multidisiplin dengan melibatkan keluarga. Terapi ini hendaknya diberikan sejak awal perjalanan penyakit bersamaan dengan terapi lainnya. Pendekatan berdasarkan pengetahuan, keterampilan, dan kesejateraan dalam memberikan perawatan secara efektif dengan standarisasi evaluasi praktik yang mencakup integrasi kesehatan mental.

Kata Kunci: kanker, kualitas hidup, palliative care

Selengkapnya klik disini

Jumat, 12 Mei 2017

Literature Review : Pengaruh Terapi Palliative Care pada Pasien Kanker

Abstrak
Kanker merupakan pertumbuhan sel abnormal yang cepat, tidak terkendali, infiltrasi, metastase, dan bersifat mematikan. Hingga kini, kanker masih penyebab utama mortalitas secara global. Berdasarkan analisa 5 literatur dan 2 tambahan referensi di dapatkan pengaruhi terapi palliative care pada pasien kanker. Masalah pada pasien kanker bersifat kompleks, meliputi fisik, psikososial, dan spiritual, terutama pada kanker stadium lanjut atau pasien terminal. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang tidak hanya bersifat kuratif, namun bersifat holistik, di antaranya melalui palliative care. Palliative care bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup klien dan keluarga, mengurangi nyeri dan persiapan kematian bagi klien yang dilakukan oleh tim multidisiplin dengan melibatkan keluarga. Terapi ini hendaknya diberikan sejak awal perjalanan penyakit bersamaan dengan terapi lainnya. Pendekatan berdasarkan pengetahuan, keterampilan, dan kesejateraan dalam memberikan perawatan secara efektif dengan standarisasi evaluasi praktik yang mencakup integrasi kesehatan mental.
Kata Kunci: kanker, kualitas hidup, palliative care
Selengkapnya klik disini atau klik opsi link disini

Sabtu, 22 April 2017

Pendidikan Anak Usia Sekolah dan Penerapan Program Pemerintah dalam Mengelola Sumber Daya Alam sebagai Solusi Konservasi Hutan dan Pelestarian Lingkungan

Hasil gambar untuk hutan
Hutan merupakan kawasan sumber daya alam hayati yang terdiri dari pepohonan dan tumbuhan lainnya. Berdasarkan iklim, Indonesia mempunyai tiga jenis hutan, yaitu hutan gambut, hutan hujan tropis, dan hutan munson. Di Indonesia, beberapa keunikan hutan tropis dikarenakan mengandung kekayaan hayati yang meliputi 12% spesies mamalia dunia, 7,3% spesies reptile dan amfibi, serta 17% spesies burung dari seluruh dunia, sehingga menempatkan Indonesia sebagai Negara dengan keanekaragaman tertinggi di dunia (WWF). Hutan adalah bagian dari aset pembangunan yang berkontribusi bagi kelangsungan hidup manusia. Selain berperan sebagai habitat bagi flora dan fauna, hutan berperan dalam menjaga kestabilan iklim, penghasil oksigen, sumber air, dan mencegah pemanasan global.
Ekosistem hutan berkaitan erat terhadap mahluk hidup di bumi, sehingga terganggunya bagian hutan dapat menjadi ancaman bagi mahluk hidup lainnya. Permasalahan yang terjadi pada sektor kehutanan adalah kecerobohan manusia dalam mengelola sumber daya alam (SDA) untuk dimanfaatkan dalam bidang industri, transportasi, dan energi tanpa melakukan perbaikan atau pelestarian. Hal inilah yang menyebabkan krisis lingkungan (tumbuhan, air, tanah, udara) dan pada akhirnya mengancam kehidupan manusia itu sendiri.
Lingkungan hidup merupakan kesatuan mahluk hidup dan benda yang saling berhubungan untuk mencapai kesejahteraan. Jumlah penduduk di Indonesia meningkat setiap tahun yang berdampak pada berbagai aspek, di antara lingkungan hidup. Kelangsungan lingkungan hidup tergantung pada aktivitas manusia dalam mengelola lingkungan. Peningkatan populasi manusia turut berdampak pada kerusakan lingkungan hidup, seperti menjadikan lahan hijau sebagai area pembangunan, membuang sampah sembarangan, peningkatan eksploitasi SDA, limbah industri yang tidak ditanggulangi, dan lain-lain.
Pemanfaatan hutan tanpa dibarengi dengan reboisasi yang optimal akan memperburuk kondisi lingkungan dan kesejahteraan manusia. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran dan kepedulian penduduk dalam mencintai lingkungan hidup melalui pendidikan sejak usia sekolah, baik berupa pengetahuan maupun moral. Pendidikan mengenai upaya konservasi SDA dengan melibatkan anak-anak usia sekolah merupakan upaya pencegahan kerusakan yang lebih besar di masa depan. Pengetahuan dapat meliputi hal rasional apabila melestarikan atau merusak hutan dan lingkungan, sedangkan moral dapat berupa pendekatan secara langsung ke lingkungan sekitar agar anak-anak tidak hanya memahami secara teori, namun dapat merasakan pentingnya lingkungan bagi kehidupan.
Selain membentuk generasi muda untuk menyelamatkan kehidupan, diperlukan program yang bersifat tegas dan membangun dari pemerintah, seperti :
·     mencanangkan program reboisasi,
·     penyelamatan flora dan fauna langka,
·     penataan ruang yang proporsional, terkait tempat tinggal maupun wilayah penghijauan,
·     memperbanyak tong sampah di tempat umum atau memberlakukan denda bagi pelaku membuang sampah sembarangan,
·     memperbanyak gorong-gorong di sisi jalan untuk menghindari genangan air,
·     penggunaan bahan bakar dengan tingkat polusi yang rendah,
·     dan meningkatkan pemanfaatan limbah atau efesiensi penggunaan SDA.

Upaya pendidikan anak sekolah dan penerapan program pemerintah hendaknya dilakukan secara bersamaan, sehingga diperoleh hasil yang maksimal. Program yang saling menguntungkan akan membuat masyarakat tertarik untuk berkontribusi, misalnya sistem barter sampah dengan pemeriksaan kesehatan. Sampah tersebut dapat didaur ulang menjadi produk yang bernilai ekonomis. Sehingga, kesejahteraan lingkungan akan terjaga. Sedangkan pendidikan mengenai konservasi hutan dapat dilakukan melalui program pemanfaatan energi terbarukan tanpa merusak SDA untuk perbaikan kelangsungan dan kesejahteraan mahluk hidup dan alam, seperi memanfaatkan energi sekam padi untuk dijadikan biogas, panel surya untuk tenaga listrik, kotoran hewan untuk jadi bahan bakar, dan sebagainya.

Minggu, 26 Maret 2017

Pengkajian Sistem Sensori Persepsi : Konjungtivis Alergi

Konjungtivis alergi merupakan suatu peradangan alergi pada konjungtiva (selaput yang menutupi kelopak mata bagian dalam dan permukaan mata). Reaksi alergi pada konjungtivis alergi dapat mengakibatkan pelepasan histamin dan pelebaran pembuluuh darah di dalam kongjungtiva. Bagian putih mata menjadi merah dan bengkak. Mata terasa gatal dan berair. Kelopak mata membengkak dan merah. Konjungtivis alergi dapat terjadi melalui kontak langsung dengan partikel-partikel di udara, seperti debu, serbuk sari, bulu hewan, dan spora jamur.
Kasus Pemicu :
Nn. Mirna usia 18 tahun siswi MAN 1 Sungai Kakap datang ke Poli mata RSUD Lyriztaza dengan keluhan kedua mata merah (hyperemia). Pada awalnya hanya mata kiri yang merah sejak 4 hari lalu, 2 hari kemudian diikuti oleh mata kanan. Mata tampak bengkak, rasa berpasir pada mata, gatal, perih, adanya pengeluaran cairan seperti air, adanya kotoran berwarna kekuningan terutama pada pagi hari ketika bangun tidur dan mata terasa silau (fotofobia). Mirna merasa terkadang pandangan tampak kabur, namun setelah berkedip maka pandangan dapat kembali pulih. Mirna sering tidur larut malam untuk menyelesaikan tugas-tugasnya karena dia termasuk siswi yang aktif di sekolahnya. Sebelumnya Mirna tidak memiliki riwayat penyakit atau kelainan pada mata atau penglihatan, begitu pula keluarganya, sehingga belum pernah menggunakan obat-obatan terkait penyakit mata. Saat melakukan pengujian fisiologis pada mata, visus mata kanan dan kiri adalah 6/6, tidak terdapat masalah pada lapang pandang, pupil kanan dan kiri adalah ± 3mm, dan lensa jernih.
Paper lengkap, silakan Klik disini
Hasil gambar untuk konjungtivitis alergi

Sabtu, 07 Mei 2016

SATUAN ACARA PENGAJARAN GIZI SEIMBANG


Topik                           : Gizi seimbang pada remaja
Sasaran                        : Siswa/i kelas XII IPA SMA Negeri 2 Sungai Kakap
Hari/ Tanggal                : Sabtu / 9 Januari 2016
Waktu                          : 1 x 35 menit (08.00-08.35 WIB)
Tempat                         : Ruang kelas XII IPA SMA Negeri 2 Sungai Kakap

I.        Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 35 menit, diharapkan sasaran dapat memahami gizi seimbang dan menerapkan perilaku gizi seimbang.
II.     Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 35 menit, diharapkan klien dapat :
1.      Memahami tentang pengertian gizi seimbang;
2.      Mengetahui pengelompokan bahan pangan;
3.      Memahami prinsip gizi seimbang;
4.      Memahami masalah gizi yang di derita remaja;
5.      Menerapkan Pedoman Gizi Seimbang; dan
6.      Menerapkan Prinsip 4 Pilar.

III.   Materi
Terlampir.

IV.  Strategi Penyampaian
1.      Metode
·        Ceramah
·        Diskusi
2.      Media
·        Leaflet

·        Laptop
SSelengkapnya unduh di SAP Gizi Seimbang



Jumat, 06 Mei 2016

ANALISIS JURNAL PERAN PROBIOTIK TERHADAP TERAPI DIARE PADA LANSIA

 I.       Identitas Jurnal

·        Judul                      : Peran Probiotik Terhadap Terapi Diare Pada Lansia
·        Penulis                    : Nurmawati Fatimah
·        Penerbit                  : Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran
..Universitas Airlangga

II.    Ringkasan Jurnal
Probiotik adalah substansi yang terdiri dari mikroorganisme yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia atau hewan secara oral untuk menstimulasi pertumbuhan mikroorganisme lain dalam bentuk olahan susu fermentasi, yogurt, keju, mentega, sari buah, dan susu formula yang difortifikasi dengan bakteri asam laktat. Diharapkan mikroba tersebut dapat memberikan pengaruh positif bagi kesehatan dengan cara memperbaiki sifat mirkoba alami di dalam tubuh manusia atau hewan.
Probiotik berfungsi untuk meningkatkan imunitas, mengurangi gejala intoleransi laktosa, mengurangi alergi makanan, meningkatkan absorbs mineral, memiliki efek antikarsinogenik, regulasi metabolisme lemak, menurunkan waktu diare, meningkatkan fungsi saluran pencernaan, dan menghilangkan Inflammation Bowel Disease (IBD) (Info POM, 2002). Subijanto Rohim (2002) membagi probiotik menjadi tiga golongan, yaitu :
1.      golongan Lactobacilli, seperti L. Acidophilus, L. Casei, L. brevis, L. Fermentum, dll;
2.      golongan Bifibacteria, seperti B. Bifidum, B. Adolescentris, B. Longwn, dll;
3.      golongan gram positif, seperti Lactococcus latis subsp.cremoris. Streptococcus intermedius, Enterococcus faecium, dll.
Indikasi dari pemberian probiotik, antara lain konstipasi, diare, intoleransi laktosa, alergi, pasien dengan daya tahan tubuh lemah. Pemberian probiotik harus diperhatikan pada penderita dengan reaksi hipersensitivitas terhadap probiotik. Selain itu, penggunaan probiotik juga harus dihindari pada pasien yang sakit berat, seperti pasien yang dirawat di ICU atau pasien yang belum dapat makan normal akibat sakit (Sukarliono, 2008). Pada pengobatan terhadap diare diperlukan dosis probiotik, yaitu 109-1010 organisme per hari atau setara dengan 3 - 3 ½ cup susu yang mengandung acidophillus atau yogurt (Dairy council, 2000).
Probiotik menghambat pertumbuhan dan kolonisasi patogen potensial dengan asam laktat dan asetat sebagai PAM (produk akhir metabolisme) yang menurunkan pH menidum. Probiotik juga membentuk PAM yang bersifat inhibitorik terhadap bakteri patogen (gram positif maupun gram negatif) (Lisal, 2005). Probiotik dapat memproduksi antibakterial yang terdiri dari asam laktat, peroksidase, bakteriosin, nisin, asam organik, mikrosin, reuterin, asam lemak volatil, dan ion hidrogen, serta kemampuan proteolitik pada Lactobacillus plantarum konversional untuk degradasi protein, sehingga dapat mencegah vims ataupun tumor (Rohim, Subijanto, 2002). Probiotik merupakan bakteri baik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen dengan cara bersaing untuk mendapatkan nutrisi, sehingga bakteri patogen tidak dapat berkembang. Probiotik mampu menempel pada sel epitel mukosa usus (enterosit) dan berkompetisi dengan bakteri patogen untuk reseptor adhesi. Enterosit yang telah jenuh tidak dapat melekat dengan bakteri lain (Rohim, Subijanto, 2002).


selengkapnya klik link ini :
ANALISIS_JURNAL_PERAN_PROBIOTIK_TERHADAP_TERAPI_DIARE_PADA_LANSIA.pdf

PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK DAN AKTIVITAS FISIK PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD SULTAN SYARIF MOHAMMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sehat merupakan satu diantara parameter utama kehidupan yang makmur dan sejahtera. Definisi sehat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan seluruh badan dan bagian-bagiannya bebas dari sakit. Menurut UU kesehatan No.21 tahun 1992, sehat merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap individu untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan menurut WHO (World Health Organization) / Badan Kesehatan Dunia, sehat adalah keadaan sejahtera secara fisik, mental, maupun sosial dan bukan hanya sekedar tidak adanya penyakit maupun cacat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa definisi sehat adalah keadaan terbebas dari penyakit secara fisik, mental, dan sosial sehingga seorang individu dapat melakukan aktivitas secara optimal (Arvianti, 2009).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2013 tentang Peta Jalan Pengendalian Dampak Konsumsi Rokok Bagi Kesehatan menyatakan bahwa kesehatan merupakan satu diantara unsur dari Hak Asasi Manusia (HAM) yang berperan penting bagi pembentukan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, peningkatan ketahanan, daya saing bangsa, dan pembangunan nasional. Satu di antara upaya dalam pembangunan nasional adalah pembangunan kesehatan guna mencapai kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk di Indonesia. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) mengatakan bahwa upaya pembangunan dalam bidang kesehatan di Indonesia diarahkan untuk mencerminkan derajat kesehatan yang lebih tinggi (Adiningsih, 2011). Hal ini sesuai dengan cita-cita Bangsa Indonesia dalam perwujudan dari unsur kesejahteraan demi mencapai standar kehidupan yang lebih optimal dalam berbagai bidang sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pada era globalisasi, pertumbuhan pembangunan di Indonesia sedang dihadapkan pada transisi epidemiologi, demografi, dan teknologi yang disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam hal sosial ekonomi, lingkungan dan struktur penduduk yang mengakibatkan masyarakat mengadopsi gaya hidup dan budaya luar, serta belum memahami tentang pentingnya kesehatan. Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (double burden), yaitu penyakit menular (PM) dan penyakit tidak menular (PTM). Beberapa pola hidup yang tidak sehat, diantaranya konsumsi makanan tinggi lemak dan kalori tanpa diiringi dengan aktivitas fisik untuk membakar lemak dan kalori di dalam tubuh. Selain itu, kebiasaan merokok, minum minuman keras, maupun mengonsumsi narkoba yang diduga sebagai faktor risiko terjadinya PTM. Beberapa masalah kesehatan PTM, seperti penyakit rheumatic, diabetes mellitus, jantung, ginjal, stroke, dan lain-lain (Nuryati, 2009; Anugrah, Hasbullah, dan Suarnianti, 2013; Rahajeng dan Sulistyowati, 2011 dalam Aripin, 2015).
Dalam menciptakan kondisi sehat yang optimal diperlukan keseimbangan (balance) untuk menjaga kesehatan tubuh. Faktor determinan yang mempengaruhi derajat kesehatan seorang individu, antara lain fakor gaya hidup (life style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, dan budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya), dan fakor genetik (keturunan). Diantara beberapa faktor tersebut, faktor dominan yang sukar untuk ditanggulangi adalah faktor gaya hidup yang disusul dengan faktor lingkungan dikarenakan derajat kesehatan masyarakat dalam hal tersebut dipengaruhi oleh interaksi antar individu. Indikator gaya hidup sehat yang diutarakan oleh Becker (1979) dalam Notoatmodjo, mencakup makan dengan menu seimbang (appropriate diet), olahraga teratur, tidak merokok, tidak mengonsumsi narkoba dan minum-minuman keras, istirahat yang cukup, mengendalikan stress, dan perilaku lainnya yang bersifat positif bagi kesehatan (Arvianti, 2009)

Selengkapnya Klik di sini




Jumat, 13 November 2015

Unduh materi kesehatan

Anthokalin
Analisis Faktor Penghambat Penyembuhan Diabetic Foot Ulcer di Klinik Kitamura Pontianak
x

Penyebab Mudah Mengantuk dan Mudah Lelah


1. Anemia (kurang darah) 
Kekurangan darah menyebabkan kurangnya zat besi. Sel darah merah (eritrosit) yang diperlukan untuk membawa oksigen ke jaringan dan organ tubuh pun berkurang, sehingga menyebabkan sering merasa ngantuk.

2. Hipotiroid (menurunnya produksi hormon tiroid)
Tiroid adalah kelenjar kecil di dasar leher yang berfungsi mengontrol metabolisme dan kecepatan mengubah bahan bakar menjadi energi. Ketika kelenjar kurang aktif dan fungsi metabolisme terlalu lambat menybabkan badan lesu dan selalu mengantuk.

3. Diabetes
Glukosa adalah bahan bakar dari energi yang dilepaskan dalam sel-sel karena adanya oksigen. Orang dengan diabetes tipe-2 memiliki tingkat glukosa darah yang tinggi sehingga tubuh tidak dapat menyediakan energi. Oleh karena itu, individu dengan diabetes tipe-2 selalu merasa lelah dan mengantuk.
 4. Dehidrasi
Kelelahan dan kantuk termasuk tanda dehidrasi. Sehingga, segeralah cukupi kebutuhan air dalam tubuh.
5. Depresi
Depresi bukan hanyan gangguan emosi tetapi juga gejala fisik. Kelelahan, selalu mengantuk, sakit kepala dan kehilangan nafsu makan adalah gejala umum depresi.
6. Gangguan tidur
Gangguan tidur seperti sleep apnea dan insomnia dapat menyebabkan kelelahan dan kantuk terus-menerus. Tidur digunakan untuk memfungsikan tubuh kembali, sel-sel tubuh memperbaiki dan meremajakan diri. Sementara pada orang yang menderita kurang tidur, maka sistem pernapasan akan terhambat sehinggamenyebabkan kelelahan dan kantuk.
7. Penyakit jantung
Ketika mudah merasa lelah dan mengantuk dalam melakukan kegiatan sehari-hari bisa menjadi gejala , sebaiknya Anda harus penyakit jantung, sehingga pastikanlah bahwa jantung Anda dalam keadaaan yang baik
8. Sindrom kelelahan kronis
Lelah biasanya segera hilang saat dibawa istirahat. Tapi untuk sindrom kelelahan kronis (chronic fatigue syndrome), lelah tidak cepat hilang dan biasanya ditandai dengan kelesuan, mengantuk, lekas marah, nyeri otot dan dalam beberapa kasus terjadi hilangnya memori.

Jumat, 18 September 2015

Manfaat Bawang putih



v Sulfur, antibiotik alami dan pereda batuk
Satu diantara zat aktif pada bawang putih keluar ketika dihancurkan adalah sulfur (belerang) yang berperan sebagai antibiotik alami. Bawang putih baik untuk kekebalan tubuh karena mengandung antibakteri dan antijamur. Bawang putih dapat menjadi obat alternatif flu dan batuk. Kandungan sulfur dalam bawang putih dapat meningkatkan dan mempercepat kegiatan membrane mucous pada saluran pernapasan sehingga melegakan pemampatan dan membantu mengeluarkan lendir. Bawang putih mengandung phytochemical yang dapat membunuh bakteri dan virus penyebab penyakit. Bawang putih ditumbuk dalam minyak dapat membunuh Rhivinus tipe 2 yang menjadi penyebab umum flu.
v Antiaging dan antikanker
Bawang putih dapat menghambat kemerosotan otak, sistem kekebalan, dan penuaan. Bawang putih dapat menghambat pertumbuhan sel kanker. Zat organosulfida dalam bawang dapat membantu hati memproses senyawa kimia beracun, termasuk senyawa kimia penyebab kanker, terutama kanker perut dan usus besar.
v Antistres
Bawang putih dapat membantu melepaskan serotonin yang mampu mengendalikan rasa cemas, murung, sakit, agresif, stress, kurang tidur, dan kurang ingatan.
v Mengurangi risiko komplikasi pre-eklampsia
Beberapa ibu hamil menderita gejala pre-eklamsi ketika masa kehamilan, yaitu meningkatnya tekanan darah dan kandungan protein dalam urin. Kondisi ini berbahaya.
Bawang putih juga dapat mengurangi kemampuan darah membeku, seperti penderita trombositopenia (kekurangan unsur dalam darah untuk membekukan darah)
Tips menghilangkan bau bawang putih :
v Minum air the kental atau kopi
v Mengunyah kulit jeruk limau
v Mengimbangi dengan makan makanan yang mengandung protein, seperti telur dan hati.
v Merebus bawang putih atau mengolahnya menjadi acar.

Sumber :

Kaos Kaki Jempol Tapak Hitam

Kaos Kaki Jempol _____________________________________________________ Bahan lembut, lentur, nyaman di kaki dan telapak hitam, jadi tidak mu...