Sabtu, 07 Mei 2016

SATUAN ACARA PENGAJARAN GIZI SEIMBANG


Topik                           : Gizi seimbang pada remaja
Sasaran                        : Siswa/i kelas XII IPA SMA Negeri 2 Sungai Kakap
Hari/ Tanggal                : Sabtu / 9 Januari 2016
Waktu                          : 1 x 35 menit (08.00-08.35 WIB)
Tempat                         : Ruang kelas XII IPA SMA Negeri 2 Sungai Kakap

I.        Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 35 menit, diharapkan sasaran dapat memahami gizi seimbang dan menerapkan perilaku gizi seimbang.
II.     Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 35 menit, diharapkan klien dapat :
1.      Memahami tentang pengertian gizi seimbang;
2.      Mengetahui pengelompokan bahan pangan;
3.      Memahami prinsip gizi seimbang;
4.      Memahami masalah gizi yang di derita remaja;
5.      Menerapkan Pedoman Gizi Seimbang; dan
6.      Menerapkan Prinsip 4 Pilar.

III.   Materi
Terlampir.

IV.  Strategi Penyampaian
1.      Metode
·        Ceramah
·        Diskusi
2.      Media
·        Leaflet

·        Laptop
SSelengkapnya unduh di SAP Gizi Seimbang



Jumat, 06 Mei 2016

ANALISIS JURNAL PERAN PROBIOTIK TERHADAP TERAPI DIARE PADA LANSIA

 I.       Identitas Jurnal

·        Judul                      : Peran Probiotik Terhadap Terapi Diare Pada Lansia
·        Penulis                    : Nurmawati Fatimah
·        Penerbit                  : Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran
..Universitas Airlangga

II.    Ringkasan Jurnal
Probiotik adalah substansi yang terdiri dari mikroorganisme yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia atau hewan secara oral untuk menstimulasi pertumbuhan mikroorganisme lain dalam bentuk olahan susu fermentasi, yogurt, keju, mentega, sari buah, dan susu formula yang difortifikasi dengan bakteri asam laktat. Diharapkan mikroba tersebut dapat memberikan pengaruh positif bagi kesehatan dengan cara memperbaiki sifat mirkoba alami di dalam tubuh manusia atau hewan.
Probiotik berfungsi untuk meningkatkan imunitas, mengurangi gejala intoleransi laktosa, mengurangi alergi makanan, meningkatkan absorbs mineral, memiliki efek antikarsinogenik, regulasi metabolisme lemak, menurunkan waktu diare, meningkatkan fungsi saluran pencernaan, dan menghilangkan Inflammation Bowel Disease (IBD) (Info POM, 2002). Subijanto Rohim (2002) membagi probiotik menjadi tiga golongan, yaitu :
1.      golongan Lactobacilli, seperti L. Acidophilus, L. Casei, L. brevis, L. Fermentum, dll;
2.      golongan Bifibacteria, seperti B. Bifidum, B. Adolescentris, B. Longwn, dll;
3.      golongan gram positif, seperti Lactococcus latis subsp.cremoris. Streptococcus intermedius, Enterococcus faecium, dll.
Indikasi dari pemberian probiotik, antara lain konstipasi, diare, intoleransi laktosa, alergi, pasien dengan daya tahan tubuh lemah. Pemberian probiotik harus diperhatikan pada penderita dengan reaksi hipersensitivitas terhadap probiotik. Selain itu, penggunaan probiotik juga harus dihindari pada pasien yang sakit berat, seperti pasien yang dirawat di ICU atau pasien yang belum dapat makan normal akibat sakit (Sukarliono, 2008). Pada pengobatan terhadap diare diperlukan dosis probiotik, yaitu 109-1010 organisme per hari atau setara dengan 3 - 3 ½ cup susu yang mengandung acidophillus atau yogurt (Dairy council, 2000).
Probiotik menghambat pertumbuhan dan kolonisasi patogen potensial dengan asam laktat dan asetat sebagai PAM (produk akhir metabolisme) yang menurunkan pH menidum. Probiotik juga membentuk PAM yang bersifat inhibitorik terhadap bakteri patogen (gram positif maupun gram negatif) (Lisal, 2005). Probiotik dapat memproduksi antibakterial yang terdiri dari asam laktat, peroksidase, bakteriosin, nisin, asam organik, mikrosin, reuterin, asam lemak volatil, dan ion hidrogen, serta kemampuan proteolitik pada Lactobacillus plantarum konversional untuk degradasi protein, sehingga dapat mencegah vims ataupun tumor (Rohim, Subijanto, 2002). Probiotik merupakan bakteri baik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen dengan cara bersaing untuk mendapatkan nutrisi, sehingga bakteri patogen tidak dapat berkembang. Probiotik mampu menempel pada sel epitel mukosa usus (enterosit) dan berkompetisi dengan bakteri patogen untuk reseptor adhesi. Enterosit yang telah jenuh tidak dapat melekat dengan bakteri lain (Rohim, Subijanto, 2002).


selengkapnya klik link ini :
ANALISIS_JURNAL_PERAN_PROBIOTIK_TERHADAP_TERAPI_DIARE_PADA_LANSIA.pdf

PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK DAN AKTIVITAS FISIK PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD SULTAN SYARIF MOHAMMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sehat merupakan satu diantara parameter utama kehidupan yang makmur dan sejahtera. Definisi sehat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan seluruh badan dan bagian-bagiannya bebas dari sakit. Menurut UU kesehatan No.21 tahun 1992, sehat merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap individu untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan menurut WHO (World Health Organization) / Badan Kesehatan Dunia, sehat adalah keadaan sejahtera secara fisik, mental, maupun sosial dan bukan hanya sekedar tidak adanya penyakit maupun cacat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa definisi sehat adalah keadaan terbebas dari penyakit secara fisik, mental, dan sosial sehingga seorang individu dapat melakukan aktivitas secara optimal (Arvianti, 2009).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2013 tentang Peta Jalan Pengendalian Dampak Konsumsi Rokok Bagi Kesehatan menyatakan bahwa kesehatan merupakan satu diantara unsur dari Hak Asasi Manusia (HAM) yang berperan penting bagi pembentukan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, peningkatan ketahanan, daya saing bangsa, dan pembangunan nasional. Satu di antara upaya dalam pembangunan nasional adalah pembangunan kesehatan guna mencapai kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk di Indonesia. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) mengatakan bahwa upaya pembangunan dalam bidang kesehatan di Indonesia diarahkan untuk mencerminkan derajat kesehatan yang lebih tinggi (Adiningsih, 2011). Hal ini sesuai dengan cita-cita Bangsa Indonesia dalam perwujudan dari unsur kesejahteraan demi mencapai standar kehidupan yang lebih optimal dalam berbagai bidang sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pada era globalisasi, pertumbuhan pembangunan di Indonesia sedang dihadapkan pada transisi epidemiologi, demografi, dan teknologi yang disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam hal sosial ekonomi, lingkungan dan struktur penduduk yang mengakibatkan masyarakat mengadopsi gaya hidup dan budaya luar, serta belum memahami tentang pentingnya kesehatan. Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (double burden), yaitu penyakit menular (PM) dan penyakit tidak menular (PTM). Beberapa pola hidup yang tidak sehat, diantaranya konsumsi makanan tinggi lemak dan kalori tanpa diiringi dengan aktivitas fisik untuk membakar lemak dan kalori di dalam tubuh. Selain itu, kebiasaan merokok, minum minuman keras, maupun mengonsumsi narkoba yang diduga sebagai faktor risiko terjadinya PTM. Beberapa masalah kesehatan PTM, seperti penyakit rheumatic, diabetes mellitus, jantung, ginjal, stroke, dan lain-lain (Nuryati, 2009; Anugrah, Hasbullah, dan Suarnianti, 2013; Rahajeng dan Sulistyowati, 2011 dalam Aripin, 2015).
Dalam menciptakan kondisi sehat yang optimal diperlukan keseimbangan (balance) untuk menjaga kesehatan tubuh. Faktor determinan yang mempengaruhi derajat kesehatan seorang individu, antara lain fakor gaya hidup (life style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, dan budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya), dan fakor genetik (keturunan). Diantara beberapa faktor tersebut, faktor dominan yang sukar untuk ditanggulangi adalah faktor gaya hidup yang disusul dengan faktor lingkungan dikarenakan derajat kesehatan masyarakat dalam hal tersebut dipengaruhi oleh interaksi antar individu. Indikator gaya hidup sehat yang diutarakan oleh Becker (1979) dalam Notoatmodjo, mencakup makan dengan menu seimbang (appropriate diet), olahraga teratur, tidak merokok, tidak mengonsumsi narkoba dan minum-minuman keras, istirahat yang cukup, mengendalikan stress, dan perilaku lainnya yang bersifat positif bagi kesehatan (Arvianti, 2009)

Selengkapnya Klik di sini




Apa sih LYRIZTAZA itu???

Itu mah nama blog Lydia.
Iya, tapi artinya apa? (:/) Ooohhh, nanya artinya toh, hehe…
(Lebay deh pakai dialog segala :D)
LYRIZTAZA memang nama blog Lydia yang diambil dari kata-kata yang mempunyai makna tersendiri.
Maksudnya???
(Yaaahhh, kumat lagi :D wkwkwk)
LYRIZTAZA itu akronim dari nama Lydia bersaudara, yaitu Lydia Yuniarsih, Rizky Darniarsyah, Tasya Apniarsih, dan Zahra Efniarsih.
Ooohhh, cum itu (aduhaiii…)
Nggak, buat Lydia itu bukan sekedar akronim, tetapi lambang persatuan dan kebersamaan dari Lydia dan adik-adik Lydia dalam kasih sayang dan cinta dari kedua orang tua kami, yaitu Bapak (Iskandar) dan Mama (Ghufraniah). Selain itu, bagi setiap orang tua, anak-anak merupakan sumber kebahagiaan dan harta terbesar dalam hidup, so jangan sia-siakan cinta kasih dari orang tua kita ^_^ karena sebenarnya keikhlasan hati untuk menyayangi dan mencintai dari setiap manusia itu suci, murni, tanpa bisa dibeli dengan materi.
Eitsss, udah agak ngelantur nihhh. Hehe… cukup deh, intinya akronim dari nama Lydia dan adik-adik. ^_^ Semoga kita merupakan orang-orang yang dikelilingi oleh orang-orang yang menyayangi kita dan kita sayangi. Aamiin.

Kaos Kaki Jempol Tapak Hitam

Kaos Kaki Jempol _____________________________________________________ Bahan lembut, lentur, nyaman di kaki dan telapak hitam, jadi tidak mu...