Tampilkan postingan dengan label Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan

Kamis, 28 Desember 2017

Kontribusiku untuk Agama, Bangsa, dan Negara di Masa yang Akan Datang

Saya merupakan mahasiswi Universitas Tanjungpura angkatan 2014 dengan spesialisasi prodi Ilmu Keperawatan. Dilahirkan dan dibesarkan dari keluarga dengan latar belakang sederhana tidak menyurutkan niat saya untuk bermimpi. Sejak kecil, saya telah dididik untuk bekerja keras dan menghargai setiap usaha karena biaya pendidikan akademik yang saya tempuh berdasarkan hasil banting tulang kedua orang tua saya. Dalam menjalani proses pendidikan, saya selalu berusaha memberikan yang terbaik, setidaknya melalui prestasi setiap semester yang membuat orang tua saya tersenyum bangga bahwasanya hasil kerja keras mereka tidak sia-sia. Proses dan pengalaman inilah yang secara tidak langsung memotivasi saya untuk memberikan pengaruh besar di masa  depan melalui dunia kesehatan, terutama keperawatan. Pada awalnya saya merasa bingung bagaimana orang biasa seperti saya dapat berkontribusi bagi agama, bangsa, dan Negara Indonesia, sedangkan di luar sana begitu banyak orang-orang hebat yang hanya  mementingkan diri sendiri. Akan tetapi, saya menyadari bahwa pendidikan yang saya enyam menuntut saya untuk berperan bagi kemajuan peradaban.
Setiap orang bertumpu pada jalur kehidupannya masing-masing. Saya merupakan satu di antara anak bangsa yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan kelak akan berupaya berkontribusi bagi agama, bangsa, dan Negara tercinta sesuai  praktik keperawatan profesional. Semenjak memasuki stase praktik komprehensif rumah sakit, saya disuguhi dengan berbagai paradigma dan problematika manusia sebagai mahluk yang unik dengan beragam karakter. Seringkali pasien di rumah sakit hanya mengagungkan tenaga medis dan kesehatan dalam proses penyembuhan, tanpa menyadari bahwa kekuatan terbesar berasal dari Tuhan. Padahal, keseimbangan tubuh individu tidak hanya secara fisik, namun juga secara mental. Sehingga, tak jarang individu yang terlihat sehat secara biologis tetapi dinyatakan sakit  kondisi jiwanya. Meningkatnya permasalahan kesehatan mental di kalangan masyarakat karena tekanan hidup yang semakin marak seiring dengan perkembangan zaman tanpa diiringi pemahaman spiritual.
Buruknya stigma masyarakat bagi kesakitan jiwa  berakibat kesenjangan kesejahteraan hidup bagi penderita gangguan jiwa. Dampak yang ditimbulkan, seperti meningkatnya angka pengangguran dikarenakan mereka tidak mampu hidup secara mandiri, sehingga menambah beban masyarakat dan Negara. Bahkan, mantan penderita gangguan jiwa sering tidak memperoleh dukungan dari keluarga dan masyarakat, akan tetapi mendapatkan perlakuan diskriminatif yang menimbulkan tekanan dan kekambuhan, serta memperparah kondisi mereka. Berdasarkan problematika di atas, saya ingin mengangkat sebuah gagasan mental health center berbasis lingkungan yang berfungsi sebagai langkah preventif dan rehabilitatif bagi individu beresiko mengalami gangguan jiwa maupun mantan penderita gangguan jiwa. Alasan digunakan lingkungan dalam program ini agar mereka dapat hidup dan tinggal secara normal tanpa harus dikucilkan. Program ini bertujuan untuk membina spiritualitas, sosial, dan pemberdayaan ekonomi.

Dalam pelaksanaannya, perlu dilakukan pembinaan mental secara spiritual sesuai kepercayaan yang dianutnya untuk mencegah kejadian maupun kekambuhan gangguan jiwa. Pemahaman agama dan keyakinan yang baik dapat memperbaiki tingkat stress, membantu menemukan jati diri, dan tujuan hidup, sehingga memotivasi untuk kembali sehat. Selain itu, mereka juga dilatih dalam menjalin hubungan sosial yang baik untuk mencegah abnormalitas pola pikir dan kehidupan sosial. Sedangkan dari segi ekonomi, mereka akan difasilitasi untuk melakukan kegiatan bernilai ekonomi, seperti membuat kerajinan tangan khas Kalbar, dan sebagainya melalui terapi aktivitas kelompok yang memberi efek dalam melatih kesabaran. Diharapkan melalui program ini, orang dengan gangguan jiwa maupun individu rentan dapat hidup mandiri dan tidak dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Dengan demikian, stigma dan diskriminasi pada kesakitan jiwa yang beredar di masyarakat akan berkurang, bahkan hilang, meningkatnya kesadaran untuk menjaga kesehatan rohani melalui kedekatan terhadap Tuhan dan menjalankan ajaran agama yang dianut, serta kesejahteraan masyarakat akan meningkat yang berdampak pada berkurangnya beban masyarakat, bangsa, dan Negara. 

Rabu, 27 Desember 2017

Jenis Kepemimpinan Otoriter

Satu diantara tipologi kepemimpinan berdasarkan teori tingkah laku, yaitu otoriter. Kepemimpinan otoriter lebih berorientasi pada tugas dan pendapatnya sendiri dalam menentukan kebijakan, serta tidak memberikan kesempatan kepada staf untuk berargumentasi. Adapun ciri-ciri gaya pemimpin otoriter, yaitu :
1.     Wewenang mutlak terpusat kepada pimpinan.
2.     Keputusan dan kebijakan selalu dibuat oleh pimpinan.
3.     Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada staf.
4.     Pengawasan terhadap staf dilakukan secara ketat.
5.     Prakarsa harus berasal dari pimpinan.
6.     Staf tidak memiliki kesempatan untuk berargumentasi.
7.     Tugas bagi staf diberikan secara instruktif.
8.     Lebih banyak kritik daripada pujian.
9.     Pimpinan menuntut prestasi sempurna dan kesetiaan mutlak tanpa syarat.
10.  Kepemimpinan cenderung bersifat memaksa, kaku, dan kasar.
11.  Keberhasilan organisasi merupakan tanggungjawab pimpinan.
Staf umumnya memandang gaya otoriter sebagai orang yang kuat atau bos dan wajib melaksanakan perintahnya agar tidak mendapatkan sanksi. Pemimpin otoriter meyakini kesuksesan lembaga yang dipimpinnya sangat bergantung kepada dirinya, sedangkan staf hanya sebagai pelaksana. Sehingga, staf tidak perlu berpartisipasi dalam perencanaan program kerja dan pengambilan kebijakan. Pola kepemimpinan otoriter berjalan efektif ketika pemimpin harus banyak mengambil keputusan tegas dalam menghadapi berbagai masalah. Gaya kepemimpinan otoriter dibagi menjadi tiga, yakni :
1.     Otokratis keras
Otokratis keras bersifat memegang teguh prinsip yang telah ditetapkan, tidak mau mendelegasikan wewenang, dan tidak menyenangi saran dari staf.
2.     Otokratis baik (lembut)
Otokratis baik bersifat adanya beban untuk bertanggungjawab dan baik terhadap staf.
3.     Otokratis inkompeten
Otokratis inkompeten memiliki sifat berusaha mendominasi, berkuasa mutlak, tidak imbang jiwanya, tingkah lakunya tergangtung emosi sesaat, dan memaksa staf mematuhi semua perintahnya tanpa mempertimbangkan kemampuan bawahan.

Referensi : Muflihin, M. H. (2008, April). Kepemimpinan Pendidikan : Tinjauan terhadap Teori Sifat dan Tingkah-laku. Insania, 13(1), 67-86.

Sabtu, 22 April 2017

Pendidikan Anak Usia Sekolah dan Penerapan Program Pemerintah dalam Mengelola Sumber Daya Alam sebagai Solusi Konservasi Hutan dan Pelestarian Lingkungan

Hasil gambar untuk hutan
Hutan merupakan kawasan sumber daya alam hayati yang terdiri dari pepohonan dan tumbuhan lainnya. Berdasarkan iklim, Indonesia mempunyai tiga jenis hutan, yaitu hutan gambut, hutan hujan tropis, dan hutan munson. Di Indonesia, beberapa keunikan hutan tropis dikarenakan mengandung kekayaan hayati yang meliputi 12% spesies mamalia dunia, 7,3% spesies reptile dan amfibi, serta 17% spesies burung dari seluruh dunia, sehingga menempatkan Indonesia sebagai Negara dengan keanekaragaman tertinggi di dunia (WWF). Hutan adalah bagian dari aset pembangunan yang berkontribusi bagi kelangsungan hidup manusia. Selain berperan sebagai habitat bagi flora dan fauna, hutan berperan dalam menjaga kestabilan iklim, penghasil oksigen, sumber air, dan mencegah pemanasan global.
Ekosistem hutan berkaitan erat terhadap mahluk hidup di bumi, sehingga terganggunya bagian hutan dapat menjadi ancaman bagi mahluk hidup lainnya. Permasalahan yang terjadi pada sektor kehutanan adalah kecerobohan manusia dalam mengelola sumber daya alam (SDA) untuk dimanfaatkan dalam bidang industri, transportasi, dan energi tanpa melakukan perbaikan atau pelestarian. Hal inilah yang menyebabkan krisis lingkungan (tumbuhan, air, tanah, udara) dan pada akhirnya mengancam kehidupan manusia itu sendiri.
Lingkungan hidup merupakan kesatuan mahluk hidup dan benda yang saling berhubungan untuk mencapai kesejahteraan. Jumlah penduduk di Indonesia meningkat setiap tahun yang berdampak pada berbagai aspek, di antara lingkungan hidup. Kelangsungan lingkungan hidup tergantung pada aktivitas manusia dalam mengelola lingkungan. Peningkatan populasi manusia turut berdampak pada kerusakan lingkungan hidup, seperti menjadikan lahan hijau sebagai area pembangunan, membuang sampah sembarangan, peningkatan eksploitasi SDA, limbah industri yang tidak ditanggulangi, dan lain-lain.
Pemanfaatan hutan tanpa dibarengi dengan reboisasi yang optimal akan memperburuk kondisi lingkungan dan kesejahteraan manusia. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran dan kepedulian penduduk dalam mencintai lingkungan hidup melalui pendidikan sejak usia sekolah, baik berupa pengetahuan maupun moral. Pendidikan mengenai upaya konservasi SDA dengan melibatkan anak-anak usia sekolah merupakan upaya pencegahan kerusakan yang lebih besar di masa depan. Pengetahuan dapat meliputi hal rasional apabila melestarikan atau merusak hutan dan lingkungan, sedangkan moral dapat berupa pendekatan secara langsung ke lingkungan sekitar agar anak-anak tidak hanya memahami secara teori, namun dapat merasakan pentingnya lingkungan bagi kehidupan.
Selain membentuk generasi muda untuk menyelamatkan kehidupan, diperlukan program yang bersifat tegas dan membangun dari pemerintah, seperti :
·     mencanangkan program reboisasi,
·     penyelamatan flora dan fauna langka,
·     penataan ruang yang proporsional, terkait tempat tinggal maupun wilayah penghijauan,
·     memperbanyak tong sampah di tempat umum atau memberlakukan denda bagi pelaku membuang sampah sembarangan,
·     memperbanyak gorong-gorong di sisi jalan untuk menghindari genangan air,
·     penggunaan bahan bakar dengan tingkat polusi yang rendah,
·     dan meningkatkan pemanfaatan limbah atau efesiensi penggunaan SDA.

Upaya pendidikan anak sekolah dan penerapan program pemerintah hendaknya dilakukan secara bersamaan, sehingga diperoleh hasil yang maksimal. Program yang saling menguntungkan akan membuat masyarakat tertarik untuk berkontribusi, misalnya sistem barter sampah dengan pemeriksaan kesehatan. Sampah tersebut dapat didaur ulang menjadi produk yang bernilai ekonomis. Sehingga, kesejahteraan lingkungan akan terjaga. Sedangkan pendidikan mengenai konservasi hutan dapat dilakukan melalui program pemanfaatan energi terbarukan tanpa merusak SDA untuk perbaikan kelangsungan dan kesejahteraan mahluk hidup dan alam, seperi memanfaatkan energi sekam padi untuk dijadikan biogas, panel surya untuk tenaga listrik, kotoran hewan untuk jadi bahan bakar, dan sebagainya.

Rabu, 05 April 2017

Hijab Adalah Tanda Cinta


Tanpa jilbab dan khimar akan membuatmu cantik di mata manusia, tetapi tiada artinya di mata Allah. Banyak yang mencari-cari alasan, hijabi hati dulu, baru fisiknya. Coba kita ubah paradigma itu, semoga dengan ikhtiar kita untuk berhijab, maka Allah lembutkan hati kita untuk menjemput hidayah-Nya. Lalu, kenapa harus menunda? Sampai kapan menunggu hati? Bukankah manusia fitrahnya akan selalu diiringi hawa nafsu? Hijab yang ditetapkan Allah adalah tanda cinta. Bukankah kita selalu bahagia apabila mendapat pernyataan cinta dari orang-orang di sekeliling kita? Bagaimana dengan Allah? Tuhan yang telah menciptakan kita?
Banyak yang beralasan takut akan kehilangan karier, pekerjaan, jodoh, dsb. Bukankah alam semesta ini adalah milik-Nya? Jika kita mengharapkan sesuatu, cobalah untuk dekati pemiliknya. Luruskan niat ikhlas hanya mengharap ridho-Nya. Tidak mungkin ketika kita menjalankan perintah Allah, lalu Allah meninggalkan kita. Justru sebaliknya, Allah akan berlari ke arah kita dan menyediakan beribu kebaikan. Selain itu, penuhi kewajiban kita untuk menuntut ilmu dalam proses perbaikan diri hingga akhir hayat. InsyaAllah, Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu dan memanfaatkan ilmunya.

"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhisannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka…" (Qs. An-Nisa : 31)
By the way, sudah tau kah perbedaan hijab, jilbab, khimar, dan kerudung? Ini sedikit cuplikannya,
Hijab adalah pembatas atau segala penghalang yang menutupi sesuatu, berupa papan pembatas, tirai, dsb. Jilbab adalah pakaian longgar yang dijulurkan ke seluruh tubuh dan tidak membentuk lekuk tubuh. Jilbab termasuk bagian dari hijab, namun tidak semua hijab adalah jilbab. Khimar adalah penutup kepala, leher, hingga dada, serta bagian belakang dan tidak membentuk lekuk tubuh. Sedangkan kerudung hanya menutupi kepala dan leher, sedangkan bentuk tubuh dan dada masih terlihat.
Kembali ke pokok permasalahan, wanita itu sejatinya tercipta indah. Namun, bukan penghias yang dapat ditampilkan untuk jutaan pasang mata.  Wanita adalah perhiasan yang hanya dapat dibeli dengan nilai yang mahal. Bahkan karena istimewanya wanita, Allah menurunkan Qs. An-Nisa untuk mengupas hal-hal tentang wanita.
Subhanallah. Saudariku, mempesona di mata manusia belum tentu baik di sisi Allah. Dunia ini hanya bersifat sementara karena pada hakikatnya kehidupan yang kekal ialah di akhirat kelak. Sungguh Allah telah menjanjikan jutaan kebaikan bagi orang-orang yang taat kepada-Nya. Yuk hijabi diri kita, semoga dengan niat ikhlas kita, maka Allah mudahkan langkah kita untuk berhijrah dan istiqomah di jalannya. Aamiin.

Rabu, 08 April 2015

Bersahabatlah Bersama Masalah

Kisah bermula saat ada dua orang pelaut yang hidup pada dua daerah yang berbeda, yaitu Ardi dan Beni.
 Ardi adalah pelaut yang hidup pada sebuah pulau tepian pantai yang tenang. Setiap hari menikmati hembusan angin laut yang menenangkan hati. Ketika melaut pun, tak pernah mengalami kesulitan yang berarti. Air laut yang tenang, tanpa ada ombak besar dan angin yang menakutkan.
Disisi lain, Beni mengalami nasib yang bertolak belakang dengan Ardi. Hampir setiap hari ia harus berlayar di tengah badai menerpa. Ombak yang menakutkan dan angin rebut yang mencekam telah menjadi teman akrabnya dalam mengais rezeki demi sesuap nasi. Ia harus berjuang mengalami rintangan itu untuk menafkahi keluarganya..
Jika ditanya, siapakah diantara kedua pelaut itu yang lebih tangguh? Tentu kita akan sependapat menjawab Beni. Mengapa? Karena rintangan itu tak mungkin dilalui oleh seorang pelaut yang tidak tangguh. Sedangkan Ardi terbiasa dengan ketenangannya, belum tentu terbiasa dengan rintangan di laut.
Ombak, badai, dan angin ribut merupakan kesulitan. Dan kesulitan itulah yang dianggap sebagai masalah. Namun ternyata, masalah dapat mendidik jiwa kita untuk lebih tangguh. Kesulitan bagaikan sebuah seleksi alam, yang tidak bisa, akan tertinggal. Dengan kata lain, kita juga membutuhkan masalah untuk menjadi lebih baik.
Jika kita mengidolakan seorang tokoh besar yang sukses, maka jangan lihat pada hasil akhir takdir orang tersebut. Namun lihatlah proses kesukaran yang telah dilaluinya. Karena kesulitan yang dihadapi akan sejalan dengan kesuksesan yang diterima. Menjadi orang besar memang tampak nikmat, namun semakin besar diri seseorang, semakin besar pula masalah yang akan dihadapinya dalam kehidupan.
Untuk itu, jadilah pribadi yang tangguh dengan bersahabat bersama masalah! Jangan terlalu lama menikmati air laut yang tenang karena sungguh akan membuat kita terlena sehingga pada saatnya jatuh, kita dapat jauh lebih terpuruk.

Perjalanan Menuju KULIAH di Kampus Putih

Pada postingan kali ini, Lydia nggak akan membahas materi-materi yang menumpuk otak lebih dalam seperti biasanya, akan tetapi lebih kepada sharing pengalaman. Lho, apa uniknya sih? Nggak cukup unik sih, tetapi ada sedikit nilai yang dapat diambil dimana kalimat Man Jadda wa Jadda dan Man Shabara Zhafira dapat diterapkan. Inilah salah satu cuplikan perjalanan dalam hidup Lydia, yaitu KULIAH.
Sejak duduk di bangku kelas XI IPA SMA Negeri 2 Sungai Kakap, Lydia sudah menetapkan untuk memilih profesi sebagai seorang Dokter sebagai cita-cita setelah sebelumnya sempat berkeinginan untuk menjadi seorang pelukis, guru, ilmuan, bahkan penulis. Hahaha… kok jauh ngelanturnya? Hehe, bukannya gitu, tetapi menggantungkan cita-cita setinggi langit itu perlu sebagai motivasi untuk menapak langkah menggapai asa.
  • Kisah ini bermula ketika Lydia mengikuti Tes Tahap 1 Ikatan Dinas Kedokteran Untan di SMA N 1 Sungai Raya, berupa Tes Tertulis / Akademik.
12 Mei 2014
  • Sekitar pukul 10 pagi, sebuah panggilan mendarat di handphone Lydia yang berasal dari seorang wanita yang memberi kabar gembira. Alhamdulillah, Lydia Lulus 10 besar Tes Tahap 1 Ikatan Dinas Kedokteran Untan pada urutan ke-7. Kemudian, Bapak mengantar Lydia untuk datang ke SMA N 2, tempat dimana Lydia bersekolah untuk memastikan kebenaran kabar ini, namun sayangnya belum ada kepastian. Hingga beberapa hari berlalu dan ternyata kabar ini benar adanya. Alhamdulillah ya Allah, mimpi itu terasa semakin dekat.
14 Mei 2014
  • Belum sempat rasa syukur haru itu lenyap, Lydia kembali dikejutkan kembali dengan sebuah kabar yang agaknya kurang masuk akal karena hanya melalui handphone, yaitu Undangan untuk mengikuti Seleksi Tahap 2 Prodi Farmasi Fakultas Kedokteran Untan dari Comdev (Beasiswa Bidik Misi / Outreaching ) Untan. Tentu saja Lydia bersyukur, Alhamdulillah, Allah begitu mudah memberikan nikmat atas kehendaknya. Setelah diklarifikasi oleh sekolah, ternyata informasi ini pun benar adanya.
18 Mei – 23 Mei 2014
  • Sayangnya seleksi untuk kedua beasiswa tersebut berlangsung secara bersamaan sehingga Lydia hanya bisa memilih satu dari kedua pilihan tersebut. Setelah melalui perundingan antara orang tua dan pihak sekolah Lydia, serta sholat istikharah, akhirnya Lydia memutuskan untuk mengikuti Tes Tahap 2 Ikatan Dinas Kedokteran Untan.
*18 Mei 2014
  • Pukul 20.30 WIB, Lydia tiba di Hotel Merpati untuk Cek In Peserta Tes Tahap 2 Ikatan Dinas Kedokteran Untan dari Kabupaten Kubu Raya. Saat itu, Bang Egy (mahasiswa FK Untan 2013) mendatangi Lydia yang diantar oleh orang tua Lydia, kemudian mengarahkan Lydia hingga hari terakhir seleksi bersama Kak Dara (mahasiswi FK Untan 2013). Seingat Lydia, kamar yang Lydia tempati berada di lantai 3 nomor 308, namun belum sempat memejamkan mata, Lydia kembali dipindahkan ke kamar nomor 344, dimana malam itu Lydia bermalam bersama Kak Dara. Malam itu pula Lydia berkenalan dengan teman-teman seperjuangan, yaitu Ruri / Uli (SMA N 1 Rasau Jaya), Risma / Ima (SMA N 1 Sungai Raya), dan Merry (SMA N 1 Sungai Raya).
*19 Mei 2014
  • Pukul 4 subuh, mata Lydia telah terbangunkan oleh suara mama dari kejauhan melalui handphone dan alarm yang sengaja diaktifkan untuk mengantisipasi kesiangan. Lydia sangat bersyukur karena bertubi-tubi sms yang memberikan doa, dukungan, dan sebagainya dari orang-orang di sekitar Lydia. Saat sarapan, Lydia berkenalan dengan Umi (SMA N 1 Batu Ampar) yang juga berasal dari Kabupaten Kubu Raya. Setelah sarapan bersama teman-teman dari 5 Kabupaten, yaitu Kubu Raya, Pontianak, Sintang, Ketapang, dan Melawi, kami berangkat menuju kampus Fakultas Kedokteran Untan dengan menggunakan bus FK Untan untuk mengikuti Tes Psikotes yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB di ruang Amphitheater lantai 3. Di dalam bus, Lydia juga berkenalan dengan Popy (SMA N 1 Kubu) yang ternyata satu Kabupaten Kubu Raya dengan Lydia. Sepulang dari tes psikotes yang cukup menguras tenaga, Lydia kembali dipindahkan ke kamar nomor 346. Hari itu Lydia juga berkenalan dengan Makmur (SMA N 1 Sungai Raya), Anton (SMA N 1 Sungai Raya), Wildan (SMA N Sungai Raya), dan Fadhil (SMA N Sungai Raya).
*20 Mei 2014
  • Tidak ada aktivitas yang diberikan dengan alasan waktu untuk istirahat serta hari kelulusan. Alhamdulillah, Lydia lulus dan mendapatkan NEM terbaik di SMA Lydia, walaupun Lydia tahu, NEM Lydia belumlah lebih tinggi dari teman-teman yang berada di sekolah unggulan ataupun sekolah yang telah berdiri lebih lama. Namun, Lydia bersyukur atas proses perjuangan bersekolah selama 3 tahun di SMA.
*21 Mei 2014
  • Hari itu pada pukul 08.00 hingga 10.30 WIB, kami mengikuti Tes Akademik / Tertulis di ruang Amphitheater lantai 3 FK Untan. Pada pukul 13.00 WIB, kami kembali dikumpulkan untuk mendengarkan Pengumuman Tes Psikotes dan Tes Akademik / Tertulis langsung dari Bapak Thamrin Usman (Rektor Untan) terkait 5 besar yang Lolos Tes Tahap 2 Ikatan Dinas Kedokteran. Alhamdulillah, walau sedikit kecewa, Allah tentunya telah memberikan yang terbaik buat Lydia. Lydia hanya berada di urutan ke 5. Seingat Lydia, urutan tertinggi adalah Anton, kemudian Makmur Sejati, Risma I, Merry Yustria, Lydia Yuniarsih, dan seterusnya.
*22 Mei 2014
  • Pada hari itu, 5 terbaik dari setiap kabupaten diwajibkan untuk mengikuti Tes Tahap Akhir, yaitu Tes Kesehatan yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga pukul 11.30 WIB. Pengumuman Tes Kesehatan kembali diberikan secara langsung sekitar pukul 3 sore di ruang Amphitheater dan ternyata, tak ada posisi yang berubah. Seluruh peserta yang mengikuti tes kesehatan dinyatakan lulus atau berbadan sehat.
27 Mei 2014
  • Untuk beberapa saat Lydia menangis dan kecewa dimana harapan untuk mendapatkan beasiswa Ikadin Kedokteran harus pupus, hehe… maklumlah, lha mimpi itu sudah Lydia angankan selama 2 tahun harus lenyap tanpa bekas. Namun, bukan masalah kecewa itu yang Lydia ceritakan, akan tetapi belum lama waktu berselang, Lydia harus kembali kecewa manakala Lydia nggak lulus SNMPTN dengan pilihan prodi Pendidikan Dokter dan Farmasi. Bayangkan saja terpukulnya Lydia, terasa seperti sudah jatuh, tertimpa tangga pula.
28 Mei 2014
  • Dengan sisa semangat dan mimpi yang masih penuh, Lydia kembali mendaftar SBMPTN dengan pilihan prodi Pendidikan Dokter, Farmasi, dan Statistik. Itu Lydia pilih berdasarkan keinginan pribadi, setelah mendapat restu dari orang tua. Padahal mama meminta Lydia untuk memilih Keperawatan, namun mentah-mentah Lydia tolak dengan pemikiran profesi tersebut seolah pembantu seorang dokter. Di hari yang sama pula, Lydia mendaftar Ujian Tulis Poltekkes Pontianak dengan prodi DIV Kebidanan dan DIV Analis Kesehatan. Yah, namanya juga usaha.
12 Juni 2014
  • Malam hari Lydia dipanggil ke rumah Kepala SMA Lydia yang kemudian Lydia diantar dengan Bapak. Alhamdulillah, ternyata kembali ada Undangan Kuliah Pendidikan Dokter di UKI (Universitas Kristen Indonesia). Dengan bersemangat kembali, Lydia antusias mendengarkan informasi yang diberikan. Namun, jauh dari dugaan, ternyata tawaran itu tidak disetujui oleh orang tua Lydia.
17 Juni 2014
  • Pagi-pagi sekali Lydia diantar Bapak untuk mengikuti Tes SBMPTN di Gedung PKM Untan. Tentu saja ini tes untuk kesekian kalinya. 25 Juni 2014 Sebagai cadangan kalau-kalau tidak lulus lagi, Lydia mengikuti Ujian Tulis Sipenmaru Poltekkes.
26 Juni 2014
  • Pengumuman Ujian Tulis Sipenmaru Poltekkes ternyata jauh lebih cepat, dimana Lydia hanya Lulus Cadangan DIV Kebidanan. Ya Allah, rasanya mau nangis, takut gak lulus lagi.
27 Juni 2014
  • Sebuah telpon dari seorang wanita memberi kabar bahwa Lydia lulus PMDK di Universitas Al-Azhar Jakarta Timur dengan pilihan prodi Psikologi. Alhamdulillah, Lydia sangat bersyukur bahwa Allah masih memberikan kekuatan untuk kembali bangkit. Namun sayangnya, orang tua Lydia tidak mengizinkan kembali untuk merantau mencari ilmu. Sore hari itu pula, Lydia mencoba mendaftar prodi Kesehatan Masyarakat Fikes Universitas Muhammadiyah Pontianak.
2 Juli 2014
  • Lydia masih optimis untuk mengikuti Tes Kesehatan di Poltekkes Pontianak dengan berbekal doa dan restu orang tua yang selalu mengalir. Namun, Lydia tetap khawatir kalau-kalau tidak lulus kembali karena saat di ukur tinggi badan, tinggi Lydia hanya 151,5 cm, sedangkan syarat untuk DIV Kebidanan adalah tinggi badan minimal 155 cm.
3-4 Juli 2014
  • Lydia masih berikhtiar dengan mendaftar Jalur PMBP Stikes Yarsi Pontianak prodi S1 Keperawatan dengan dukungan penuh dari orang tua yang dimana kala itu, untuk 2 hari berturut-turut, Bapak rela mengantar Lydia mendaftar kuliah di kampus ini. Alhamdulillah, Lydia lulus kelengkapan syarat Jalur PMBP Stikes Yarsi Pontianak (sehingga lulus tanpa tes) dan lulus tinggi badan, yaitu 153 cm dan berat 41 kg. Haha, kurus yaa?? Maklum, habis stress ringan.
16 Juli 2014
  • Alhamdulillah, walau tak sesuai harapan, namun Allah masih memberikan kesempatan untuk Lydia lulus SBMPTN di prodi Statistik MIPA Untan.
24 Juli 2014
  • Lydia kembali mengikuti Tes Seleksi Mandiri I Untan dengan pilihan prodi Pendidikan Dokter dan Keperawatan di sisi kanan, ruang 24, FK Untan.
10 Agustus 2014
  • Alhamdulillah, ternyata Allah masih memberi Lydia kesempatan untuk Lulus Tes Tahap 1 (Akademik) Mandiri I Untan prodi Pendidikan Dokter.
11 Agustus 2014
  • Lydia kembali registrasi Tes Tahap 2 (Akademik) Mandiri I Untan prodi Pendidikan Dokter dengan rasa bahagia yang tak terkira.
13 Agustus 2014
  • Lydia mengikuti Tes Kesehatan di RS Pendidikan Untan.
14 Agustus 2014
  • Untuk kesekian kalinya, Lydia harus kembali mengikuti tes dan berhadapan dengan soal-soal yang memusingkan kepala, yaitu Tes Psikotes di Amphitheater FK Untan.
16 Agustus 2014
  • Dengan antusias orang tua Lydia mendukung untuk berkuliah di Pendidikan Dokter, namun sayang, ternyata uang pembangunan yang terakhir kami dengar sangatlah mahal dan tidak terjangkau oleh kedua orang tua Lydia, sehingga Lydia memilih untuk mengundurkan diri dari Seleksi Mandiri I Untan prodi Pendidikan Dokter karena tak ingin membuat beban yang berlarut bagi orang tua Lydia.
18 Agustus 2014
  • Dengan sisa kemampuan dan semangat yang masih Lydia miliki, Lydia tetap ikhtiar untuk registrasi Tes Kesehatan dan Wawancana di Stikes Yarsi Pontianak.
20 Agustus 2014
  • Lydia tetap optimis walaupun tidak sepenuhnya yakin dengan pilihan ini. Lydia mengikuti Tes Kesehatan dan Wawancana di Stikes Yarsi Pontianak. Lydia juga kembali mendaftar Seleksi Mandiri Untan Gelombang 2 Prodi Keperawatan Reg A dimana pada seleksi ini, tidak terdapat tes kembali, akan tetapi menggunakan penilaian pada Seleksi Tahap 1.
22 Agustus 2014
  • Alhamdulillah, sebuah kabar gembira kembali hadir manakala Lydia dinyatakan Lulus Jalur PMBP (Tanpa Tes) Stikes Yarsi Pontianak prodi S1 Keperawatan. Kabar ini langsung Lydia baca dari papan pengumuman Stikes Yarsi Pontianak, hehe, duh jadi kegirangan sendiri di depan umum.
23 Agustus 2014
  • Alhamdulillah, Allah kembali memberikan nikmat-Nya dimana belum jauh selang waktu kebahagiaan yang hadir, Lydia kembali disuguhkan dengan kebahagiaan Lulus Seleksi Mandiri Untan Gelombang 2 Prodi Keperawatan Reg A.
27 Agustus 2014
  • And inilah akhir perjuangan panjang untuk sebuah kata KULIAH. Pada hari itu, Lydia menjalani hari pertama Matrikulasi Prodi Keperawatan. Walaupun terbilang telat karena tertinggal beberapa hari, namun itu lebih baik daripada tidak sama sekali.
2-4 September 2014 : PAMB FK Untan
6 September 2014 : Penutupan Matrikulasi
8 September 2014 : Hari Pertama Kuliah di Kampus Putih FK Untan. I’m coming to be a NURSE…

Senin, 09 Juni 2014

Download Bahasa Indonesia


Bagi teman-teman yang membutuhkan referensi sebagai bahan pembelajaran, khususnya setingkat SMA, silahkan klik link-link di bawah ini untuk mengunduh sesuai keinginan.
Makalah Bahasa Indonesia klik di sini 
Modul Bahasa Indonesia_Memanfaatkan Waktu klik di sini 
Naskah Drama Sahabat Selamanya klik di sini 
Naskah Drama Bawang Merah & Bawang Putih klik di sini 
Naskah Drama Tsabit Bin Ibrahim klik di sini 
Naskah Pidato Perpisahan SMA 2 (pesan kesan) klik di sini 
Tugas Rangkuman Isi Buku (Bahasa Indonesia) klik di sini 
Penulisan Karya Ilmiah klik di sini 
#Terimakasih atas kunjungannya, semoga bermanfaat!

Sabtu, 07 Juni 2014

Sinonim, Antonim, Homonim, Homograf, Homofon

A.     Sinonim (persamaan kata)
Sinonim adalah kata yang memiliki bentuk yang berbeda tetapi memiliki arti / makna yang sama.
Contoh :
·      pendek = rendah
·      perempuan = wanita
·      cawan = gelas
·      gembira = bahagia
·      sebab = karena

B.      Antonim (lawan kata)
Antonim adalah kata yang memiliki makna/arti yang berlawanan.
Contoh :
·      senang x sedih
·      panjang x pendek
·      pintar x bodoh
·      kaya x miskin
·      rajin x malas
C.      Homonim
Homonim adalah kata yang memiliki makna yang berbeda namun ejaan atau lafalnya sama.
 
Contoh 1 :
·      Zahra sudah bisa membaca. (bisa = mampu = dapat)
·      Bisa ular kobra sangat berbahaya. (bisa = racun)
Contoh 2 :
·      Rizky jatuh cinta kepada seorang gadis.
·      Dian jatuh dari pohon mangga.
D.     Homograf adalah kata yang memiliki ejaan sama, namun lafal dan maknanya berbeda.
Contoh :
·      Salah satu agenda pramuka adalah apel pagi. (apel = upacara)
·      Tasya suka makan apel. (apel = buah)
E.      Homofon adalah kata yang memiliki lafal sama, namun ejaan dan maknanya berbeda.
Contoh 1 :
·      Bank Kalbar menjadi favorit masyarakat. (bank= tempat menabung)
·      Bang Is sedang bekerja. (bang = panggilan bagi orang laki-laki)
Contoh 2 :
·      Prajurit telah mempersiapkan tank untuk perang.
·      Ayah membutuhkan tang untuk memperbaiki sepeda.

Kaos Kaki Jempol Tapak Hitam

Kaos Kaki Jempol _____________________________________________________ Bahan lembut, lentur, nyaman di kaki dan telapak hitam, jadi tidak mu...