Rabu, 08 April 2015

Bersahabatlah Bersama Masalah

Kisah bermula saat ada dua orang pelaut yang hidup pada dua daerah yang berbeda, yaitu Ardi dan Beni.
 Ardi adalah pelaut yang hidup pada sebuah pulau tepian pantai yang tenang. Setiap hari menikmati hembusan angin laut yang menenangkan hati. Ketika melaut pun, tak pernah mengalami kesulitan yang berarti. Air laut yang tenang, tanpa ada ombak besar dan angin yang menakutkan.
Disisi lain, Beni mengalami nasib yang bertolak belakang dengan Ardi. Hampir setiap hari ia harus berlayar di tengah badai menerpa. Ombak yang menakutkan dan angin rebut yang mencekam telah menjadi teman akrabnya dalam mengais rezeki demi sesuap nasi. Ia harus berjuang mengalami rintangan itu untuk menafkahi keluarganya..
Jika ditanya, siapakah diantara kedua pelaut itu yang lebih tangguh? Tentu kita akan sependapat menjawab Beni. Mengapa? Karena rintangan itu tak mungkin dilalui oleh seorang pelaut yang tidak tangguh. Sedangkan Ardi terbiasa dengan ketenangannya, belum tentu terbiasa dengan rintangan di laut.
Ombak, badai, dan angin ribut merupakan kesulitan. Dan kesulitan itulah yang dianggap sebagai masalah. Namun ternyata, masalah dapat mendidik jiwa kita untuk lebih tangguh. Kesulitan bagaikan sebuah seleksi alam, yang tidak bisa, akan tertinggal. Dengan kata lain, kita juga membutuhkan masalah untuk menjadi lebih baik.
Jika kita mengidolakan seorang tokoh besar yang sukses, maka jangan lihat pada hasil akhir takdir orang tersebut. Namun lihatlah proses kesukaran yang telah dilaluinya. Karena kesulitan yang dihadapi akan sejalan dengan kesuksesan yang diterima. Menjadi orang besar memang tampak nikmat, namun semakin besar diri seseorang, semakin besar pula masalah yang akan dihadapinya dalam kehidupan.
Untuk itu, jadilah pribadi yang tangguh dengan bersahabat bersama masalah! Jangan terlalu lama menikmati air laut yang tenang karena sungguh akan membuat kita terlena sehingga pada saatnya jatuh, kita dapat jauh lebih terpuruk.

Perjalanan Menuju KULIAH di Kampus Putih

Pada postingan kali ini, Lydia nggak akan membahas materi-materi yang menumpuk otak lebih dalam seperti biasanya, akan tetapi lebih kepada sharing pengalaman. Lho, apa uniknya sih? Nggak cukup unik sih, tetapi ada sedikit nilai yang dapat diambil dimana kalimat Man Jadda wa Jadda dan Man Shabara Zhafira dapat diterapkan. Inilah salah satu cuplikan perjalanan dalam hidup Lydia, yaitu KULIAH.
Sejak duduk di bangku kelas XI IPA SMA Negeri 2 Sungai Kakap, Lydia sudah menetapkan untuk memilih profesi sebagai seorang Dokter sebagai cita-cita setelah sebelumnya sempat berkeinginan untuk menjadi seorang pelukis, guru, ilmuan, bahkan penulis. Hahaha… kok jauh ngelanturnya? Hehe, bukannya gitu, tetapi menggantungkan cita-cita setinggi langit itu perlu sebagai motivasi untuk menapak langkah menggapai asa.
  • Kisah ini bermula ketika Lydia mengikuti Tes Tahap 1 Ikatan Dinas Kedokteran Untan di SMA N 1 Sungai Raya, berupa Tes Tertulis / Akademik.
12 Mei 2014
  • Sekitar pukul 10 pagi, sebuah panggilan mendarat di handphone Lydia yang berasal dari seorang wanita yang memberi kabar gembira. Alhamdulillah, Lydia Lulus 10 besar Tes Tahap 1 Ikatan Dinas Kedokteran Untan pada urutan ke-7. Kemudian, Bapak mengantar Lydia untuk datang ke SMA N 2, tempat dimana Lydia bersekolah untuk memastikan kebenaran kabar ini, namun sayangnya belum ada kepastian. Hingga beberapa hari berlalu dan ternyata kabar ini benar adanya. Alhamdulillah ya Allah, mimpi itu terasa semakin dekat.
14 Mei 2014
  • Belum sempat rasa syukur haru itu lenyap, Lydia kembali dikejutkan kembali dengan sebuah kabar yang agaknya kurang masuk akal karena hanya melalui handphone, yaitu Undangan untuk mengikuti Seleksi Tahap 2 Prodi Farmasi Fakultas Kedokteran Untan dari Comdev (Beasiswa Bidik Misi / Outreaching ) Untan. Tentu saja Lydia bersyukur, Alhamdulillah, Allah begitu mudah memberikan nikmat atas kehendaknya. Setelah diklarifikasi oleh sekolah, ternyata informasi ini pun benar adanya.
18 Mei – 23 Mei 2014
  • Sayangnya seleksi untuk kedua beasiswa tersebut berlangsung secara bersamaan sehingga Lydia hanya bisa memilih satu dari kedua pilihan tersebut. Setelah melalui perundingan antara orang tua dan pihak sekolah Lydia, serta sholat istikharah, akhirnya Lydia memutuskan untuk mengikuti Tes Tahap 2 Ikatan Dinas Kedokteran Untan.
*18 Mei 2014
  • Pukul 20.30 WIB, Lydia tiba di Hotel Merpati untuk Cek In Peserta Tes Tahap 2 Ikatan Dinas Kedokteran Untan dari Kabupaten Kubu Raya. Saat itu, Bang Egy (mahasiswa FK Untan 2013) mendatangi Lydia yang diantar oleh orang tua Lydia, kemudian mengarahkan Lydia hingga hari terakhir seleksi bersama Kak Dara (mahasiswi FK Untan 2013). Seingat Lydia, kamar yang Lydia tempati berada di lantai 3 nomor 308, namun belum sempat memejamkan mata, Lydia kembali dipindahkan ke kamar nomor 344, dimana malam itu Lydia bermalam bersama Kak Dara. Malam itu pula Lydia berkenalan dengan teman-teman seperjuangan, yaitu Ruri / Uli (SMA N 1 Rasau Jaya), Risma / Ima (SMA N 1 Sungai Raya), dan Merry (SMA N 1 Sungai Raya).
*19 Mei 2014
  • Pukul 4 subuh, mata Lydia telah terbangunkan oleh suara mama dari kejauhan melalui handphone dan alarm yang sengaja diaktifkan untuk mengantisipasi kesiangan. Lydia sangat bersyukur karena bertubi-tubi sms yang memberikan doa, dukungan, dan sebagainya dari orang-orang di sekitar Lydia. Saat sarapan, Lydia berkenalan dengan Umi (SMA N 1 Batu Ampar) yang juga berasal dari Kabupaten Kubu Raya. Setelah sarapan bersama teman-teman dari 5 Kabupaten, yaitu Kubu Raya, Pontianak, Sintang, Ketapang, dan Melawi, kami berangkat menuju kampus Fakultas Kedokteran Untan dengan menggunakan bus FK Untan untuk mengikuti Tes Psikotes yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB di ruang Amphitheater lantai 3. Di dalam bus, Lydia juga berkenalan dengan Popy (SMA N 1 Kubu) yang ternyata satu Kabupaten Kubu Raya dengan Lydia. Sepulang dari tes psikotes yang cukup menguras tenaga, Lydia kembali dipindahkan ke kamar nomor 346. Hari itu Lydia juga berkenalan dengan Makmur (SMA N 1 Sungai Raya), Anton (SMA N 1 Sungai Raya), Wildan (SMA N Sungai Raya), dan Fadhil (SMA N Sungai Raya).
*20 Mei 2014
  • Tidak ada aktivitas yang diberikan dengan alasan waktu untuk istirahat serta hari kelulusan. Alhamdulillah, Lydia lulus dan mendapatkan NEM terbaik di SMA Lydia, walaupun Lydia tahu, NEM Lydia belumlah lebih tinggi dari teman-teman yang berada di sekolah unggulan ataupun sekolah yang telah berdiri lebih lama. Namun, Lydia bersyukur atas proses perjuangan bersekolah selama 3 tahun di SMA.
*21 Mei 2014
  • Hari itu pada pukul 08.00 hingga 10.30 WIB, kami mengikuti Tes Akademik / Tertulis di ruang Amphitheater lantai 3 FK Untan. Pada pukul 13.00 WIB, kami kembali dikumpulkan untuk mendengarkan Pengumuman Tes Psikotes dan Tes Akademik / Tertulis langsung dari Bapak Thamrin Usman (Rektor Untan) terkait 5 besar yang Lolos Tes Tahap 2 Ikatan Dinas Kedokteran. Alhamdulillah, walau sedikit kecewa, Allah tentunya telah memberikan yang terbaik buat Lydia. Lydia hanya berada di urutan ke 5. Seingat Lydia, urutan tertinggi adalah Anton, kemudian Makmur Sejati, Risma I, Merry Yustria, Lydia Yuniarsih, dan seterusnya.
*22 Mei 2014
  • Pada hari itu, 5 terbaik dari setiap kabupaten diwajibkan untuk mengikuti Tes Tahap Akhir, yaitu Tes Kesehatan yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga pukul 11.30 WIB. Pengumuman Tes Kesehatan kembali diberikan secara langsung sekitar pukul 3 sore di ruang Amphitheater dan ternyata, tak ada posisi yang berubah. Seluruh peserta yang mengikuti tes kesehatan dinyatakan lulus atau berbadan sehat.
27 Mei 2014
  • Untuk beberapa saat Lydia menangis dan kecewa dimana harapan untuk mendapatkan beasiswa Ikadin Kedokteran harus pupus, hehe… maklumlah, lha mimpi itu sudah Lydia angankan selama 2 tahun harus lenyap tanpa bekas. Namun, bukan masalah kecewa itu yang Lydia ceritakan, akan tetapi belum lama waktu berselang, Lydia harus kembali kecewa manakala Lydia nggak lulus SNMPTN dengan pilihan prodi Pendidikan Dokter dan Farmasi. Bayangkan saja terpukulnya Lydia, terasa seperti sudah jatuh, tertimpa tangga pula.
28 Mei 2014
  • Dengan sisa semangat dan mimpi yang masih penuh, Lydia kembali mendaftar SBMPTN dengan pilihan prodi Pendidikan Dokter, Farmasi, dan Statistik. Itu Lydia pilih berdasarkan keinginan pribadi, setelah mendapat restu dari orang tua. Padahal mama meminta Lydia untuk memilih Keperawatan, namun mentah-mentah Lydia tolak dengan pemikiran profesi tersebut seolah pembantu seorang dokter. Di hari yang sama pula, Lydia mendaftar Ujian Tulis Poltekkes Pontianak dengan prodi DIV Kebidanan dan DIV Analis Kesehatan. Yah, namanya juga usaha.
12 Juni 2014
  • Malam hari Lydia dipanggil ke rumah Kepala SMA Lydia yang kemudian Lydia diantar dengan Bapak. Alhamdulillah, ternyata kembali ada Undangan Kuliah Pendidikan Dokter di UKI (Universitas Kristen Indonesia). Dengan bersemangat kembali, Lydia antusias mendengarkan informasi yang diberikan. Namun, jauh dari dugaan, ternyata tawaran itu tidak disetujui oleh orang tua Lydia.
17 Juni 2014
  • Pagi-pagi sekali Lydia diantar Bapak untuk mengikuti Tes SBMPTN di Gedung PKM Untan. Tentu saja ini tes untuk kesekian kalinya. 25 Juni 2014 Sebagai cadangan kalau-kalau tidak lulus lagi, Lydia mengikuti Ujian Tulis Sipenmaru Poltekkes.
26 Juni 2014
  • Pengumuman Ujian Tulis Sipenmaru Poltekkes ternyata jauh lebih cepat, dimana Lydia hanya Lulus Cadangan DIV Kebidanan. Ya Allah, rasanya mau nangis, takut gak lulus lagi.
27 Juni 2014
  • Sebuah telpon dari seorang wanita memberi kabar bahwa Lydia lulus PMDK di Universitas Al-Azhar Jakarta Timur dengan pilihan prodi Psikologi. Alhamdulillah, Lydia sangat bersyukur bahwa Allah masih memberikan kekuatan untuk kembali bangkit. Namun sayangnya, orang tua Lydia tidak mengizinkan kembali untuk merantau mencari ilmu. Sore hari itu pula, Lydia mencoba mendaftar prodi Kesehatan Masyarakat Fikes Universitas Muhammadiyah Pontianak.
2 Juli 2014
  • Lydia masih optimis untuk mengikuti Tes Kesehatan di Poltekkes Pontianak dengan berbekal doa dan restu orang tua yang selalu mengalir. Namun, Lydia tetap khawatir kalau-kalau tidak lulus kembali karena saat di ukur tinggi badan, tinggi Lydia hanya 151,5 cm, sedangkan syarat untuk DIV Kebidanan adalah tinggi badan minimal 155 cm.
3-4 Juli 2014
  • Lydia masih berikhtiar dengan mendaftar Jalur PMBP Stikes Yarsi Pontianak prodi S1 Keperawatan dengan dukungan penuh dari orang tua yang dimana kala itu, untuk 2 hari berturut-turut, Bapak rela mengantar Lydia mendaftar kuliah di kampus ini. Alhamdulillah, Lydia lulus kelengkapan syarat Jalur PMBP Stikes Yarsi Pontianak (sehingga lulus tanpa tes) dan lulus tinggi badan, yaitu 153 cm dan berat 41 kg. Haha, kurus yaa?? Maklum, habis stress ringan.
16 Juli 2014
  • Alhamdulillah, walau tak sesuai harapan, namun Allah masih memberikan kesempatan untuk Lydia lulus SBMPTN di prodi Statistik MIPA Untan.
24 Juli 2014
  • Lydia kembali mengikuti Tes Seleksi Mandiri I Untan dengan pilihan prodi Pendidikan Dokter dan Keperawatan di sisi kanan, ruang 24, FK Untan.
10 Agustus 2014
  • Alhamdulillah, ternyata Allah masih memberi Lydia kesempatan untuk Lulus Tes Tahap 1 (Akademik) Mandiri I Untan prodi Pendidikan Dokter.
11 Agustus 2014
  • Lydia kembali registrasi Tes Tahap 2 (Akademik) Mandiri I Untan prodi Pendidikan Dokter dengan rasa bahagia yang tak terkira.
13 Agustus 2014
  • Lydia mengikuti Tes Kesehatan di RS Pendidikan Untan.
14 Agustus 2014
  • Untuk kesekian kalinya, Lydia harus kembali mengikuti tes dan berhadapan dengan soal-soal yang memusingkan kepala, yaitu Tes Psikotes di Amphitheater FK Untan.
16 Agustus 2014
  • Dengan antusias orang tua Lydia mendukung untuk berkuliah di Pendidikan Dokter, namun sayang, ternyata uang pembangunan yang terakhir kami dengar sangatlah mahal dan tidak terjangkau oleh kedua orang tua Lydia, sehingga Lydia memilih untuk mengundurkan diri dari Seleksi Mandiri I Untan prodi Pendidikan Dokter karena tak ingin membuat beban yang berlarut bagi orang tua Lydia.
18 Agustus 2014
  • Dengan sisa kemampuan dan semangat yang masih Lydia miliki, Lydia tetap ikhtiar untuk registrasi Tes Kesehatan dan Wawancana di Stikes Yarsi Pontianak.
20 Agustus 2014
  • Lydia tetap optimis walaupun tidak sepenuhnya yakin dengan pilihan ini. Lydia mengikuti Tes Kesehatan dan Wawancana di Stikes Yarsi Pontianak. Lydia juga kembali mendaftar Seleksi Mandiri Untan Gelombang 2 Prodi Keperawatan Reg A dimana pada seleksi ini, tidak terdapat tes kembali, akan tetapi menggunakan penilaian pada Seleksi Tahap 1.
22 Agustus 2014
  • Alhamdulillah, sebuah kabar gembira kembali hadir manakala Lydia dinyatakan Lulus Jalur PMBP (Tanpa Tes) Stikes Yarsi Pontianak prodi S1 Keperawatan. Kabar ini langsung Lydia baca dari papan pengumuman Stikes Yarsi Pontianak, hehe, duh jadi kegirangan sendiri di depan umum.
23 Agustus 2014
  • Alhamdulillah, Allah kembali memberikan nikmat-Nya dimana belum jauh selang waktu kebahagiaan yang hadir, Lydia kembali disuguhkan dengan kebahagiaan Lulus Seleksi Mandiri Untan Gelombang 2 Prodi Keperawatan Reg A.
27 Agustus 2014
  • And inilah akhir perjuangan panjang untuk sebuah kata KULIAH. Pada hari itu, Lydia menjalani hari pertama Matrikulasi Prodi Keperawatan. Walaupun terbilang telat karena tertinggal beberapa hari, namun itu lebih baik daripada tidak sama sekali.
2-4 September 2014 : PAMB FK Untan
6 September 2014 : Penutupan Matrikulasi
8 September 2014 : Hari Pertama Kuliah di Kampus Putih FK Untan. I’m coming to be a NURSE…

Kaos Kaki Jempol Tapak Hitam

Kaos Kaki Jempol _____________________________________________________ Bahan lembut, lentur, nyaman di kaki dan telapak hitam, jadi tidak mu...