Saya merupakan mahasiswi Universitas
Tanjungpura angkatan 2014 dengan spesialisasi prodi Ilmu Keperawatan.
Dilahirkan dan dibesarkan dari keluarga dengan latar belakang sederhana tidak
menyurutkan niat saya untuk bermimpi. Sejak kecil, saya telah dididik untuk
bekerja keras dan menghargai setiap usaha karena biaya pendidikan akademik yang
saya tempuh berdasarkan hasil banting tulang kedua orang tua saya. Dalam
menjalani proses pendidikan, saya selalu berusaha memberikan yang terbaik,
setidaknya melalui prestasi setiap semester yang membuat orang tua saya
tersenyum bangga bahwasanya hasil kerja keras mereka tidak sia-sia. Proses dan
pengalaman inilah yang secara tidak langsung memotivasi saya untuk memberikan pengaruh
besar di masa depan melalui dunia
kesehatan, terutama keperawatan. Pada awalnya saya merasa bingung bagaimana
orang biasa seperti saya dapat berkontribusi bagi agama, bangsa, dan Negara
Indonesia, sedangkan di luar sana begitu banyak orang-orang hebat yang
hanya mementingkan diri sendiri. Akan
tetapi, saya menyadari bahwa pendidikan yang saya enyam menuntut saya untuk
berperan bagi kemajuan peradaban.
Setiap orang bertumpu pada jalur kehidupannya
masing-masing. Saya merupakan satu di antara anak bangsa yang berprofesi
sebagai tenaga kesehatan kelak akan berupaya berkontribusi bagi agama, bangsa,
dan Negara tercinta sesuai praktik
keperawatan profesional. Semenjak memasuki stase praktik komprehensif rumah
sakit, saya disuguhi dengan berbagai paradigma dan problematika manusia sebagai
mahluk yang unik dengan beragam karakter. Seringkali pasien di rumah sakit hanya
mengagungkan tenaga medis dan kesehatan dalam proses penyembuhan, tanpa menyadari
bahwa kekuatan terbesar berasal dari Tuhan. Padahal, keseimbangan tubuh
individu tidak hanya secara fisik, namun juga secara mental. Sehingga, tak
jarang individu yang terlihat sehat secara biologis tetapi dinyatakan
sakit kondisi jiwanya. Meningkatnya
permasalahan kesehatan mental di kalangan masyarakat karena tekanan hidup yang
semakin marak seiring dengan perkembangan zaman tanpa diiringi pemahaman
spiritual.
Buruknya stigma masyarakat bagi kesakitan
jiwa berakibat kesenjangan kesejahteraan
hidup bagi penderita gangguan jiwa. Dampak yang ditimbulkan, seperti
meningkatnya angka pengangguran dikarenakan mereka tidak mampu hidup secara
mandiri, sehingga menambah beban masyarakat dan Negara. Bahkan, mantan
penderita gangguan jiwa sering tidak memperoleh dukungan dari keluarga dan
masyarakat, akan tetapi mendapatkan perlakuan diskriminatif yang menimbulkan
tekanan dan kekambuhan, serta memperparah kondisi mereka. Berdasarkan
problematika di atas, saya ingin mengangkat sebuah gagasan mental health center berbasis lingkungan yang berfungsi sebagai langkah preventif dan rehabilitatif bagi individu
beresiko mengalami gangguan jiwa maupun mantan penderita gangguan jiwa. Alasan
digunakan lingkungan dalam program ini agar mereka dapat hidup dan tinggal
secara normal tanpa harus dikucilkan. Program ini bertujuan untuk membina
spiritualitas, sosial, dan pemberdayaan ekonomi.
Dalam pelaksanaannya, perlu dilakukan
pembinaan mental secara spiritual sesuai kepercayaan yang dianutnya untuk
mencegah kejadian maupun kekambuhan gangguan jiwa. Pemahaman agama dan
keyakinan yang baik dapat memperbaiki tingkat stress, membantu menemukan jati
diri, dan tujuan hidup, sehingga memotivasi untuk kembali sehat. Selain itu,
mereka juga dilatih dalam menjalin hubungan sosial yang baik untuk mencegah
abnormalitas pola pikir dan kehidupan sosial. Sedangkan dari segi ekonomi,
mereka akan difasilitasi untuk melakukan kegiatan bernilai ekonomi, seperti
membuat kerajinan tangan khas Kalbar, dan sebagainya melalui terapi aktivitas
kelompok yang memberi efek dalam melatih kesabaran. Diharapkan melalui program
ini, orang dengan gangguan jiwa maupun individu rentan dapat hidup mandiri dan
tidak dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Dengan demikian, stigma dan
diskriminasi pada kesakitan jiwa yang beredar di masyarakat akan berkurang,
bahkan hilang, meningkatnya kesadaran untuk menjaga kesehatan rohani melalui
kedekatan terhadap Tuhan dan menjalankan ajaran agama yang dianut, serta kesejahteraan
masyarakat akan meningkat yang berdampak pada berkurangnya beban masyarakat,
bangsa, dan Negara.