I. Identitas Jurnal
·
Judul : Peran Probiotik Terhadap Terapi Diare Pada Lansia
·
Penulis : Nurmawati Fatimah
·
Penerbit :
Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran
..Universitas Airlangga
II.
Ringkasan
Jurnal
Probiotik adalah substansi yang terdiri dari mikroorganisme
yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia atau hewan secara oral untuk
menstimulasi pertumbuhan mikroorganisme lain dalam bentuk olahan susu
fermentasi, yogurt, keju, mentega, sari buah, dan susu formula yang difortifikasi
dengan bakteri asam laktat. Diharapkan mikroba tersebut dapat memberikan
pengaruh positif bagi kesehatan dengan cara memperbaiki sifat mirkoba alami di
dalam tubuh manusia atau hewan.
Probiotik berfungsi untuk meningkatkan imunitas,
mengurangi gejala intoleransi laktosa, mengurangi alergi makanan, meningkatkan
absorbs mineral, memiliki efek antikarsinogenik, regulasi metabolisme lemak,
menurunkan waktu diare, meningkatkan fungsi saluran pencernaan, dan
menghilangkan Inflammation Bowel Disease (IBD) (Info POM, 2002). Subijanto
Rohim (2002) membagi probiotik menjadi tiga golongan, yaitu :
1. golongan
Lactobacilli, seperti L.
Acidophilus, L. Casei, L. brevis, L. Fermentum, dll;
2. golongan
Bifibacteria, seperti B.
Bifidum, B. Adolescentris, B. Longwn, dll;
3. golongan
gram positif, seperti Lactococcus latis subsp.cremoris. Streptococcus intermedius,
Enterococcus faecium, dll.
Indikasi dari pemberian probiotik, antara lain konstipasi,
diare, intoleransi laktosa, alergi, pasien dengan daya tahan tubuh lemah.
Pemberian probiotik harus diperhatikan pada penderita dengan reaksi
hipersensitivitas terhadap probiotik. Selain itu, penggunaan probiotik juga
harus dihindari pada pasien yang sakit berat, seperti pasien yang dirawat di
ICU atau pasien yang belum dapat makan normal akibat sakit (Sukarliono, 2008).
Pada pengobatan terhadap diare diperlukan dosis probiotik, yaitu 109-1010
organisme per hari atau setara dengan 3 - 3 ½ cup susu yang mengandung acidophillus atau yogurt (Dairy council,
2000).
Probiotik menghambat pertumbuhan dan kolonisasi patogen
potensial dengan asam laktat dan asetat sebagai PAM (produk akhir metabolisme)
yang menurunkan pH menidum. Probiotik juga membentuk PAM yang bersifat
inhibitorik terhadap bakteri patogen (gram positif maupun gram negatif) (Lisal,
2005). Probiotik dapat memproduksi antibakterial yang terdiri dari asam laktat,
peroksidase, bakteriosin, nisin, asam organik, mikrosin, reuterin, asam lemak
volatil, dan ion hidrogen, serta kemampuan proteolitik pada Lactobacillus plantarum konversional
untuk degradasi protein, sehingga dapat mencegah vims ataupun tumor (Rohim,
Subijanto, 2002). Probiotik merupakan bakteri baik yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri patogen dengan cara bersaing untuk mendapatkan nutrisi,
sehingga bakteri patogen tidak dapat berkembang. Probiotik mampu menempel pada
sel epitel mukosa usus (enterosit) dan berkompetisi dengan bakteri patogen
untuk reseptor adhesi. Enterosit yang telah jenuh tidak dapat melekat dengan
bakteri lain (Rohim, Subijanto, 2002).
selengkapnya klik link ini :
ANALISIS_JURNAL_PERAN_PROBIOTIK_TERHADAP_TERAPI_DIARE_PADA_LANSIA.pdf